Khilaf

Allohu.Allohu

Allohu.Allohu

Duhai Robbi, putaran dzikir ini.

Dari mulut yang kering mengigat Mu.

“kita ngga mungkin se-suci malaikat, se-bersih malaikat, se-shaleh malaikat, tapi kita ngga punya keinginan dan bercita-cita se-laknat syetan, se-jahat syetan, se-durhaka syetan.
Malaikat di tempatkan di mana saja, di tempat pelacuran, di mool, atau di tempat-tempat kejahatan manapun, dia tetap suci, dia tetap shaleh. Sebaliknya, Syetan di tempat di manapun tetaplah yang di kerjakan hal yang buruk dan jahat, di masjid, di tempat pengajian, atau di lembaga dzikir, yang dia lakukan pastilah kejahatan dan dosa.
Kita di antara keduanya, kita mempunyai dua pilihan, kita mempunyai dua kemungkinan, berbuat baik atau berbuat buruk” ( terinspirasi dari album Emha A Najib ).

Kita ini hanyalah manusia, keturunan kakek Adam yang juga melakukan dosa. Demekianlah ujar keterangan hadits : 
“ Setiap anak adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah bertaubat meminta ampun-nan”.
Rasulluloh pun, manusia mulia di antara manusia-manusia yang mulia juga melakukan kesalahan, salah satunya keterangan yang bisa kita baca dalam asbabun nujul surat a'Abassa ( ia bermuka masam ).

Yang rada nyeleneh adalah pendapat para sufi, tentang masalah dan makna dosa ( kesalahan). menurut mereka, kesalahan itu dimungkinkan untuk menjaga eksistensi Tuhan yang bersifat Maha Pemurah dan Pengampun… nah lho.
Saya baca pendapat ini dari buku Surat-Surat Sang Sufi – Muhammad Ibn ‘abbad... hal.. 94. saya ngga akan menjelaskannya di sini, beli aja tuh buku dan baca. :D