Seperti biasa jika ada penolakan dan menurut ukuran standarnya merasa tertindas Inul Daratista – si goyang ngebor, selalu tersedu sedan menangis.
Akh .. saya jadi teringat syair “ Doa Di Jakarta “yang di tulis oleh W.S Rendra. pada satu baitnya dia menulis.
“ Tuhan yang Maha Rahman
ketika air mata menjadi gombal
dan kata-kata menajdi lumpur becek
Aku menoleh ke utara dan ke selatan
………. “
Mungkin karena penglihatan saya sudah terdistorsi oleh keadaan si Inu Daratista ini yang sudah kaya dan memliki banyak pub karoeke, jadi saya teringat puisi itu.
Akh… kenapa saya nulis yang tidak ada artinya ini.
“ aku menoleh ke utara dan keselatan “
binggung :)
kok tau inul nangis kang?? suka nonton gosip nyak,,hihihi
ReplyDeleteikud binun
Dont be Sad, kang... :)
ReplyDeleteam here,... for you :D (bukan gombal lho)
haduh, jalu, jalu pinter nglawak.. aku ngakak baca posting ini
ReplyDeleteWah ketahuan ni pencinta infotainment...hahaha...namanya juga perempuan mas, dikit2 pasti tumpah air mata, tentu kalo soal perempuan sampeyan lebih paham daripada saya....hehehehe
ReplyDeletewah....jangan2 inulholic niih...wkwkwkk
ReplyDeleteKasihan ya... Inul udah ndak bebas ngebor lagi, kayak problem Lapindo yang ndak bisa ngebor juga....
ReplyDeleteblognya loedin nunggu arahan, nih. Soalnya ndak pinter ngebor kayak mbak Inul, jadi takut dicekal dunk
ReplyDeletemungkin air mata adalah senjata yang ampuh untuk menarik simpati massa kang jaloee..
ReplyDeletekenapa tak menoleh padaku saja,biar gak binggung,he..he..
ReplyDeleteciee. FBI nih !? ahhaha
ReplyDeletepostingan yang baru koq gak ada, kemana kang???
ReplyDeleteKenapa masih bersedih juga hatinya?
duitnya kurang... aku pun bingung, menerawang ke tujuh penjuru mata angin
ReplyDelete