Asik dah.. !! semakin seru saja perseteruan antara FPI dan AKKBB. Jika kemarin awal kejadian monas, AKKBB di atas angin karena di dukung dengan berbagai media, baik media cetak maupun elektronik seperti televisi - yang pemberitaannya keliatan tidak berimbang dan sangat tendensius . Namun sekarang ada sedikit keliatan reaksi balik dari para simpatisan FPI yang merasa ada ketidak-adilan berita , terlalu berlebihan, sepihak bahkan ada berita yang di sembunyikan.
( benar kata orang siapa yang memegang media, maka ia yang paling berhak menentukan kebenaran menurut udel perutnya... red )
Akan teapi mudah-mudahan perseteruan yang terjadi ini akan semakin mengerucut pada kesimpulan atau inti persoalan yang di ributkan, yakni apakah Ahmadiyyah akan di bekukan atau di bubarkan ?
Salut pada umat kristiani.
Jika boleh saya setback pada bulan november tahun 2003 lalu , kita pernah di hebohkan dengan sekte kiamat, sekte yang menyimpang dari ajaran kristen yang di pimpin oleh Pendeta Mangapin Sibuea, - dan di anggap oleh pengikutnya sebagai Rasul. Namun cerita akhirnya sangat manis tampa ribut adu otot , atau di recoki baik dari dalam umat kristen sendiri , apalagi dari pihak luar selain agama kristen atau orang media yang tidak paham tentang agama ( yang kadang-kadang memperkeruh suasana ).
Artinya dari kejadian ini, kita bisa melihat bagaimana pihak gereja satu mufakat dan sependapat untuk masalah yang bagi mereka anggap subtansial ( akidah red ). hingga kemudian akhirnya masalahnya bisa terselesaikan dengan cepat tampa membuang-buang waktu, tenaga, pikiran dan dendam.
Umat Islam Belajar Dari Mereka.
Begitu juga seharusnya umat islam mesti belajar bersatu seperti mereka. bersatu paham untuk hal-hal yang subtansial seperti itu. bukankah akan keliatan sangat indah, dan juga tampa buang-buang energi bukan ?
Ingat !!! mau tidak mau kita ini mayoritas di negri ini, maju mundurnya bangsa ini tak akan lepas dari peranan kita. Jika kita terus bertempur dengan ego masing-masing, nafus ingin menjejalkan pemikiran masing-masing, dan tidak sepakat dengan hal-hal yang subtansial, maka masa depan negri ini akan tetap saja suram dan kemungkinan lebih parah akan terajdi pertumpahan darah sesama saudara yang lebih luas lagi.
misalkan apakah dengan pembubaran FPI maka persoalan kekerasan akan sirna ? hmmmm.... saya pikir malah akan semakin berbahaya, karena bisa saja merasa tidak puas , maka menjadi aksi jalanan perseorangan yang lebih radikal lagi ( seperti kelompok imam samudra ) . jika subtansi atau inti permasalahannya yaitu tentang Ahmadiyyah tidak di bubarkan atau di bekukan.
Pemerintah paling besar tanggung jawabnya.
Yup emang pada akhirnya dalam tragedi monas kemarin pemerintahlah yang paling punya andil besar untuk di salahkan.
Jika tidak ada SKB, atau jika langsung di sah kan karena ada rekomendasi " SKB " dari tiga menteri, jika pemerintahan tidak peragu, jika pemerintah tidak JAIM.. saya pikir kejadian monas tak akan menjadi ribut seperti ini.
Karena jika pemerintahan tegas, Gusdur dan pengikutnya atau FPI dan pengikutnya, mana berani melawan pemerintah bukan ?.
sekedar iseng ikut nimbrung dengan penomena yang di lihat..
betuuuuuuuuuuuuuuulll.. setuju aku, tapi..... yah barangkali ini apa yang disebut "akhir jaman",ya. Soal-le banyak orang yang "ngumbar udel sak kepenake tutuk-e" bukan ngumbar omobongan sak kepenak-e udel-le"..he..he..he..
ReplyDeletesetuju.....
ReplyDeletemedia harus memihak kepada khalayak.
maksudnya, media harus menyampaikan informasi yang akurat dan tidak memihak (cover both side). media merupakan saluran yang sangat berpengaruh dalam mengubah sikap penerima pesan. begitulah teori komunikasi massa.
oleh karena itu, media yang fungsinya sebagai sosial kontrol dan juga mendidik sebaiknya memberikan informasi yang akurat dan tidak memihak (cover both side). media harus tetap menjaga kepercayaan khalayaknya atas apa yang disampaikannya dan tidak melanggar kode etik jurnalistik.
:D
ReplyDeleteKang simkuring mah ngiringan wae, da teu acan ngartos nanaon alias masih anom. Kang, themes neo Kumuh nu ku si Cabayans rusak ngadadak maksudna posting jeung page halamanna heunteu kana posisina. Aya themes bru teu?... he...he...he... ujung-ujung na menta dech...
ReplyDeleteberitanya dibesar2kan karena di dalam AKKBB ada orang semacam Goenawan Muhammad. Siapa yg gak kenal Goenawan Muhammad? dia yg menguasai jagad raya media cetak di tanah air. JPNN kan di bawah kendali dia. jadi wajar saat itu mereka memblow-up beritanya besar2an.
ReplyDeleteyang jelas anarki jangan diberantas dengan anarki...
ReplyDeletekalo menurut saiia sih (soal fpi) yang penting bukan pembubaran fpi, yang penting yang melakukan kekerasan harus dihukum...
satu lagi, soal ahmadiyah mau dibekukan itu, saiia setuju2 saja selama ahamadiyah masih ngotot mengaku bahwa mereka bagian dari islam...
kalo mereka sudah "melepaskan diri" dari islam (bukan islam lagi) menurut saiia sih ga usah pake pembekuan segala...
satu kata "sejutu,,,,,,,,,,"
ReplyDelete:D
bagi sy no coment, qt dah punya aparat.. so pasti merekalah yang mesti menyelesaikan ini semua, sudahlah.. semuanya salah dah semuanya pun benar dalam hal ini, AKKBB bersalah karena oleh sebagian orang dianggap menghancurkan "umat islam" tetapi dianggap benar juga karena negara kita negara hukum yang tidak menjelaskan secara spesifik tentang masalah keyakinan.
ReplyDeleteFPI dianggap salah oleh sebagian orang karena tindakan yang mereka ambil dengan cara yang salah, dan dianggap benar oleh sebagian orang karena memperjuangkan "islam"
ach.. dasar orang islam (termasuk saya sih)..heee..hee..
ReplyDeletekita tau bagaimana seorang hakim baiknya dalam mengambil keputusan..!! ya salah satunya adalah seorang hakim harus dalam keadaan tidak sedang marah.. hee... hee.. ini sulitkan..!!
berangkat dari hal tersebut sudah sangat jelas bahwa kebanyakan orang islam selalu mengambil keputusan justru ketika mereka sedang dalam keadaan marah..!! otomatis itu sangat salah sekali...
yahh mungkin yang jelas sangat sulit ketika kita harus memaksakan tentang masalah keyakinan seseorang.
walaupun pemerintah memunculkan peraturan yang tegas, mungkin mereka (ahmadiyah) tidak bisa mengikutinya 100%, walaupun mereka secara lisan setuju tetapi hati mungkin tidak.
intina mah abi mah ngiringngan wae, kinten2 kumaha saena we..